05/08/13

Inter Milan dan Nasib Puasa

Pada musim 2001/2002 Inter Milan hampir mencicipi scudetto liga italia setelah puasa scudetto sejak 1989. Alkisah Liga italia telah mencapai puncaknya saat itu. Setiap tim hanya memiliki sisa satu pertandingan, kans untuk meraih scudetto hanya dimiliki oleh tiga tim : Inter,Juventus dan Roma
Inter berada di tampuk klasemen menyusul Juventus di urutan kedua dan Roma dibawah Juventus. Berdasarkan poin ketiga tim, Inter Milan akan juara jika menang pada pertandingan terakhir. Pekan terakhir pun tiba, Inter Milan berhadapan dengan Lazio. "Scudetto di depan mata" mungkin itu yang ada di benak para Interisti (Fans setia Inter Milan). Tapi apa daya, Inter Milan kalah dengan skor  4-2 dan mesti kembali berpuasa Scudetto.


Sayang sekali, poin poin yang dikumpulkan sedari awal tidak mampu mewujudkan mimpi yang ada di depan mata karena kalah di akhir perjuangan. Lantas bagaimana dengan kita? Ramadlan akan meninggalkan kita dalam  beberapa hari, akankah kita menjadi orang orang yang "gufiro lahu ma taqoddama min dzanbih ( diampuni dosa dosa nya yang telah lampau).[1]
atau Malah doa Jibril yang diamini oleh Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam- ini yang kita dapatkan? Jibril berdoa (yang artinya) "Celakalah seorang hamba yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah" [2]

'Iyadzu billah!

Maka bagi barang siapa yang sedari awal di bulan berkah ini giat melaksanakan ibadah maka seyogyanya mempertahankan hal tersebut bahkan menambah amalnya di sisa sisa bulan Ramadlan yang kurang dari empat hari ini.

Sedangkan bagi sesiapa saja yang kurang giat di awal-awal Ramadhan sejatinya menggenjot dirinya dengan berbagai amalan shalih di sisa sisa waktu Ramadlan. Mudah-mudahan hal tersebut dapat menambal kekurangan di awal-awal puasa yang semoga dengan hal itu Allah menjadikan kita insan yang bertaqwa dan mendapat ampunan.


Wallahu ta'ala a'lam

catatan kaki


[1] Redaksi -terjemahan- lengkap dari hadits ini : 
”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)


[2] Redaksi - terjemahan- lengkap dari hadits ini :
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, “Amin, amin, amin”.
Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, kenapa engkau mengatakan perkara tersebut?”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jibril berkata kepadaku, ‘Celaka seorang hamba yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup akan tetapi tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!’ Maka kukatakan, ‘Amin.’”
Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celaka seorang hamba yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!’ Maka aku katakan, ‘Amin’.
Kemudian Jibril berkata, ‘Wahai Muhammad, celaka seseorang yang jika disebut namamu namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!’ Maka kukatakan, ‘Amin.’” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Asy Syaikh Al Albani mengatakan bahwa haditsnya hasan shahih).

0 komentar:

Posting Komentar