09/08/17

Romantika Madzhab Hanbali

"kenapa akang ingin mendalami madzhab #Hambali?"
"because of you, dinda"
"kok bisa kang?"
"dinda, hidup bersamamu membuat hatiku selalu berada di taman yang bersemi (Roudul Murbi'), yang menjadikan gundah, gulana, kemarau, dan gulitanya malam seakan tak pernah ada.
Bersamamu dinda, aku selalu merasa cukup (al-Kifayah) meskipun atap rumah kita masih bocor.
taukah kau dinda, ketika engkau menyingkap tabir wajahmu (kasyaful Qina') di kala diriku melamarmu, disitulah gundah gulanaku lenyap seketika.
Dinda, ku ingin kita bersama meniti jalan tuk menjadi ahli ibadah nan zuhud (Bidayatul abid wa Kifayatuz Zahid)
Entahlah, mungkin aku tidak punya cukup bekal untuk meyakinkanmu (zadul mustaqni') dengan kata-kataku, tapi tataplah mataku!
Ku rasa engkau adalah petunjuk yang Allah berikan (Dalil tolib) dan aku adalah tonggak bagimu (umdatut tolib) untuk menggapai asa dan impian (muntaha irodat).
dinda sebenarnya masih banyak yang ingin kuucapkan, tapi biarlah ini menjadi "akhsor mukhtasorot" kisah cinta kita.

14/09/15

Dzulhijjah = Momentum Kebangkitan Nasional



 Hiruk-pikuk yang melanda negeri ini seakan tidak ada henti-hentinya. Terakhir kita mendengar harga rupiah yang anjlok. "Sudah jatuh tertimpa tangga" begitu sebagian orang menggambarkan keadaan Indonesia. Berangkat dari kenyataan ini, sudah saatnya kita bersama membuat sebuah manuver yang menghasilkan perubahan dan kebangkitan ibu pertiwi. Salah satu gerakan yang bisa dilakukan dalam waktu dekat ini ialah memaksimalkan ibadah di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.

Korelasi Antara Ibadah dan Kebangkitan Bangsa

Apa hubungan ibadah di sepuluh pertama dzulhijjah dengan kebangkitan bangsa? Ibadah - ibadah yang dilakukan oleh seseorang, sejatinya menghantarkan pelakunya kepada sebuah ketakwaan. Takwa bermakna mengerjakan perintah Allah dan RasulNya  serta meninggalkan laranganNya dan larangan RasulNya. Takwa inilah yang menghantar sebuah negeri menuju kebangkitan dan kemakmuran. Karena sejatinya hasil ketakwaan tidak hanya dipetik di akhirat kelak, di dunia pun hasilnya akan terasa. Allah berfirman, "Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (Al-A’raf:96)

Namun sebaliknya jika  seorang hamba atau sebuah negeri jauh dari garis-garis takwa:  "tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" (Al-A’raf:96)
Dalam sebuah hadits yang dihimpun di dalam Shahih Bukhari disebutkan bagaimana tiga orang musafir yang terperangkap di dalam goa bisa keluar dikarenakan buah amal Shalih yang mereka kerjakan di masa lampau. Goa tersebut tertutup dengan sebuah batu besar. Untuk keluar dari masalah tersebut mereka berdoa kepada Allah dengan menyebut ketaatan yang pernah mereka perbuat. Setiap kali salah seorang dari mereka menyebutkan kebaikannya maka batu bergeser sehingga pada akhirnya mereka dapat keluar dari goa tersebut.

Itulah buah dari ketakwaan yang mengeluarkan manusia dari kesulitan dunia maupun akhirat. Maka kita perlu membuat satu pertanyaan melihat kesulitan-kesulitan dan bencana-bencana di negeri ini yang tak kunjung berhenti: Sudahkah kita bertakwa?.

Ada apa di bulan Dzulhijjah?

Dengan demikian tidak ada salahnya jika pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini kita mengencangkan sarung dan menggulung kasur. Hari-hari tersebut memiliki keutamaan yang tidak dimiliki hari-hari lainnya. Hal ini bisa dilihat dari perkataan Nabi - Sholawatullah wa as-salam 'alaihi- , "Tidak ada amalan shalih yang lebih dicintai Allah daripada amalan yang dilakukan di sepuluh hari ini (hari-hari pertama bulan Dzulhijjah)." (HR. Bukhari).

Bahkan keutamaannya melebihi sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan, Ibnu Qoyyim -'Ulama abad 8 H- berujar dalam kitabnya Zadu al-Ma'ad, "Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah. Dan siang hari di sepuluh hari  pertama Dzulhijah lebih utama dari siang hari di sepuluh hari terakhir Ramadhan."

Amalan-amalan di bulan ini

Lantas, amalan apa saja yang dianjurkan untuk dikerjakan pada bulan ini? Banyak amalan-amalan shalih yang bisa dilakukan, yang paling utama tentunya Haji dan 'Umrah.
Amalan lainnya adalah puasa. Tidak mengapa seseorang berpuasa dari hari pertama dzulhijjah hingga hari kesembilan. Mengingat puasa merupakan bagian dari amal shalih. Terlebih puasa Arafah - yaitu puasa pada tanggal sembilan dzulhijjah- karena Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Berpuasa pada hari Arafah dengan mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya" (HR. Muslim).
Selain itu berkurban pada hari raya dan hari tasyriq -hari 11,12, dan 13 bulan dzulhijjah- merupakan perbuatan yang dianjurkan. Dengannya seseorang melatih diri untuk mengorbankan sesuatu untuk Allah Subhanahu wa ta'ala.

Selain Haji, umrah, berpuasa, dan berkurban, berdzikir seyogyanya diperbanyak pada bulan ini. Begitu pula amalan amalan lainnya layaknya shalat, sedekah, berbakti kepada orang tua, silaturahim, dan berbagai amal shalih perlu ditingkatkan semaksimal mungkin.

Terakhir, tentu semua ini tidak dapat kita lakukan tanpa adanya bantuan dari Allah. Maka sudah semestinya kita selalu berdoa agar dimudahkan dalam mengerjakan ibadah-ibadah tersebut dan diberikan keikhlasan dalam melaksanakannya. Moga dengan itu semua, Allah menganggkat derajat kita dan negeri ini sehingga terciptalah cita cita kita: "baldatun toyyibatun wa robbun gofur."

Rizqo Kamil Ibrahim

12/09/15

Sembelihlah Sapi Betina!


Ketika ujian mata kuliah Sunan Abu Daud (Sunan Abu Daud adalah salah satu kitab induk Hadits, biasanya Hadits yang dinukil dari kitab ini ditulis dengan: 'H.R Abu Daud' ) di fakultas Hadits semester 5 sedang berlangsung, seorang mahasiswa bertanya kepada dosen pengampu yang kala itu adalah Syaikh Dr. Muhammad Hadi al-Madkholi. Ia meminta kejelasan soal yang menanyakan buku apa saja yang di karang oleh Imam Abu Daud selain Sunan Abu Daud.

"wahai Syaikh, apakah yang dimaksud di soal ini adalah karya-karya
beliau yang ada di zaman kita ini atau karya-karya beliau yang hingga
saat ini tidak diketahui keberadaannya?"

Sang syaikh pun menjawab, "idzbah baqorotan!" ' Sembelihlah Sapi betina!!"

Tak ayal senyum simpul dan beberapa tawa para mahasiswa, memecah
keheningan di ruang ujian.

Semoga Allah menjaga dan memberikan taufiqnya selalu untuk Syaikh Dr.Muhammad Hadi al-Madkholi dan untuk kita semua


catatan :
soal tersebut umum tidak dirinci apakah harus karya yang ada atau yang belum ditemukan, maka syaikh mengingatkan kami akan perintah Allah terhadap bani israil untuk menyembelih sapi secara umum, namun Bani Israil mempersulit diri mereka dengan menanyakan bagaimana warnanya, bagaimana bentuknya dan sebagainya.